| 0 comments ]

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengaku kampanye pemblokiran konten porno yang mereka tengah galakkan nantinya akan diarahkan pula ke ranah perangkat genggam. Namun khusus BlackBerry, sepertinya hal itu sulit dilakukan.

“Pemblokiran memang mengarah ke ponsel namun sayangnya tidak semua bisa diblokir,” kata Menkominfo Tifatul Sembiring, dalam jumpa pers yang berlangsung di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Salah satunya, lanjut Tifatul, seperti BlackBerry karena tidak punya server di Indonesia. “Makanya kami mendesak mereka untuk bangun server di sini (Indonesia-red.),” tegasnya.

Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Heru Sutadi menambahkan, pentingnya pembangunan server BlackBerry di Indonesia tak hanya diukur dari aspek legalitas terhadap UU ITE No. 11/2008.

Namun ini juga terkait kewajiban regulator yang harus menjamin implementasi UU Telekomunikasi No. 36/1999 pasal 42 ayat 1. Dimana informasi yang terkirim melalui jaringan telekomunikasi harus dijamin kerahasiannya.

“??Kalau servernya di Kanada, regulator tidak bisa jamin jika data tetap rahasia. ??Berbeda jika server diletakkan di Indonesia,” keluh Heru.

Kominfo dan enam operator telekomunikasi yang memiliki lisensi penyelenggaraan internet (ISP) sebelumnya telah melakukan pengujian penyensoran konten porno yang wara-wiri di jaringan mereka masing-masing.

Operator tersebut adalah Telkom, Indosat, Indosat Mega Media (IM2), XL Axiata, Bakrie Telecom, dan Telkomsel. Menurut Tifatul, keenam operator besar ini sudah cukup merepresentasikan upaya pemblokiran pornografi di Indonesia.

“Dari total 45 juta pelanggan internet di Indonesia, mereka melayani lebih dari 80% di antaranya. Jadi dengan diblokirnya akses porno di keenam operator ini, saya rasa sudah lumayan,” tukasnya.(detikinet.com)

0 comments

Posting Komentar